Thursday 6 December 2012

kHD dan kCB

Entah mengapa, sedari mula saya membaca cuplikan kalimat itu, seperti lakban melapisi kardus, kalimat itu menempel di otak saya rapat-rapat. Mungkin seumur hidup. Sebuah kalimat sederhana yang telak menempeleng hati paling ulu saya. Hati seorang melankolis romantis pleus dramatis. Hmm, rupanya sejak SD saya telah terkutuk sebagai makhluk melankolis romantis. Karena saya baca kalimat tersebut saat saya seusia itu.


Waktu. Waktu yang membawa kita mengembara, masih sama seperti waktu yang membawanya melintasi sejarah. Waktu, ia pula yang bisa mengubah perasaan manusia. Sampai sekarang pun masih begitu. Waktu, waktu itu saya baca kalimat ini di majalah Intisari bekas yang entah dapat dari mana... 

Ah, tak hanya kata-katamu yang nangkring di topi SD, kata-katamu yang ini juga nempel di kepalaku, Ki... Semoga suatu saat saya bisa menjawab pertanyaan itu dengan lebih anggun. Engkau benar. "Kapal" ini membutuhkan lebih dari itu.


"Jika suatu saat cinta sudah tidak ada lagi, lantas kau mau apa?"





Note:
Ah, tidaaak.. pas saya search tumpukan postingan lama blog saya, ternyata saya sudah pernah menyinggung tentang hal ini. Jadi pengen malu.

1 comment: